"PJOK: Permainan Tikus & Kucing" Kelas 2 - SDN 16 Salama

Bermain, olahraga, dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan. Ketiganya dapat melebur secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif, keduanya dapat dan harus beriringan bersama Permainan tradisional memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran. Ini sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya bangsa. 

Permainan tradisional sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Bermain juga dapat membantu anak dalam menjalin hubungan sosial, mengembangkan imajinasi, mengembangkan kognisi, bahasa, motorik kasar dan halus. Jadi, bermain bagi anak tidak sekedar menghabiskan waktu, tetapi merupakan media untuk belajar.

Salah satu jenis permainan yang dapat dilaksanakan untuk pembelajaran PJOK di kelas rendah yaitu permainan Kucing dan Tikus. Permainan ini tidak membutuhkan alat khusus, tetapi membutuhkan tempat yang cukup luas. Sangat cocok dimainkan di halaman atau lapangan karena jumlah pemain relatif banyak. Dua siswa menjadi aktor, satu orang bertindak sebagai kucing dan satu lagi bertindak sebagai tikus. Sedangkan teman-temannya yang lain membentuk sebuah lingkaran, yang berfungsi sebagai pagar atau penghalang kucing untuk menangkap tikus.


Manfaat permainan ini melatih keterampilan fisik-motorik anak. Anak berlari, bermain kejar-kejaran, terkadang melompat, dan sebagainya. Anak-anak juga dilatih untuk memecahkan masalah. Misalnya saat kucing masuk ke dalam lingkaran dan menyentuh tikus, begitu pula sebaliknya. Tikus senantiasa berpikir cara untuk melarikan diri dari kejaran kucing, sementara kucing berpikir cara menangkap tikus. Oleh karena itu, dalam permainan ini anak juga belajar tentang strategi. Anak harus mempunyai strategi untuk memenangkan permainan. Permainan ini juga mengajarkan anak untuk berperilaku sportif, menerima kekalahan dengan lapang dada.